Jumat, 05 Oktober 2012

Bagaimana pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan?



            Cara mengembangkan tanggungjawab sosial perusahaan adalah melalui program Corporate Social Responsibility atau yang lebih sering dikenal dengan singkatannya yaitu CSR. Apakah CSR tersebut? Tentu untuk menjelaskan apakah pengertian CSR kita tidak dapat memakai hanya dari satu pengertian. Karena CSR merupakan hal yang baru dan penerjemahan mengenai CSR ini terkadang masih dimaknai secara berbeda- beda.

            Corporate Social Responsibility merupakan suatu usaha dari Perseroan untuk memastikan bahwa suatu kegiatan operasional tidak membahayakan lingkungan, bersikap adil terhadap karyawan dan secara aktif mengakomodasi kepentingan dari masyarakat sekitar tempat operasional Perseroan tersebut.

            Schermerhorn (1993) memberi definisi Tanggungjawab Sosial Perusahaan sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara – cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal.

            The World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan CSR sebagai komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan, komunitas lokal, dan komunitas secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.

            Dari ketiga definisi diatas kita setidaknya dapat menarik benang merah terhadap CSR ini, bahwasannya CSR merupakan salah satu program yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka meningkatkan kepedulian dalam berbagai permasalahan ( sosial, budaya, kesehatan, pendidikan) . Melalui program CSR ini perusahaan diminta untuk lebih mengembangkan kepekaannya terhadap internal atau eksternal perusahaan itu sendiri. Sehingga perusahaan tersebut tidak hanya mengeruk keuntungan atau laba, tetapi juga mempunyai peran terhadap lingkungan sekitar perusahaannya. CSR saat ini juga dilihat sebagai suatu etika bisnis. Memang di Indonesia, masih banyak perusahaan yang memiliki raport merah terhadap pelaksanaan CSR, karena mereka masih menganggap bahwasannya CSR hanya memberikan kerugian secara materiil bagi perusahaan. Padahal sebaliknya, CSR memiliki berbagai macam manfaat yang justru memberikan keuntungan bagi perusahaan bahkan tak hanya sekedar keuntungan materiil. Berikut ini beberapa manfaat dari

1.    Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan. Perusahaan yang menjalankan CSR secara konsisten akan mendapat dukungan luas dari komunitas yang merasakan manfaat dari aktivitas yang dijalankannya. CSR akan mengangkat citra perusahaan, yang dalam rentang waktu yang panjang akan meningkatkan reputasi perusahaan.
2.    CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Sebagai contoh adalah sebuah perusahaan produsen consumer goods yang beberapa waktu yang lalu dilanda isu adanya kandungan bahan berbahaya dalam produknya. Namun karena perusahaan tersebut dianggap konsisten dalam menjalankan CSR-nya maka masyarakat menyikapinya dengan tenang sehingga relatif tidak mempengaruhi aktivitas dan kinerjanya.
3.    Keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang secara konsisten melakukan upaya – upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kebanggaan ini pada akhirnya akan menghasilkan loyalitas sehingga mereka merasa lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras demi kemajuan perusahaan.
4.    CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdersnya. Pelaksanaan CSR secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap pihak – pihak yang berkontribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih.
5.    Meningkatnya penjualan. Konsumen akan lebih menyukai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang secara konsisten menjalankan CSRnya sehingga memiliki reputasi yang baik.
6.    Insentif – insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus lainnya.

Jika kita lihat beberapa manfaat diatas sangat sekali terlihat bahwa CSR tidak hanya memberi manfaat jangka pendek, tetapi manfaat jangka panjang bagi keberlangsungan perusahaan. Karena dalam keberlangsungan perusahaan tak hanya laba yang menjadi penting, tapi iklim yang baik, kepercayaan dari para konsumen, hubungan yang baik antar karyawan merupakan modal kedepan yang sangat penting. Perusahaan yang belum menjalani CSR ini hanyalah perusahaan yang belum membaca kepentingan masa depan perusahaan dan hanya berkutat pada keuntungan atau laba jangka pendek.

Pengembangan CSR

Dalam melaksanakan program CSR memang beragam cara. Antara satu perusahaan dengan satu perusahaan lain belum tentu menggunakan model CSR yang sama. Karena memang latar belakang setiap perusahaan dan lingkungannya sangat berbeda- beda. Mulai dari iklim keuangan perusahaan, birokrasi perusahaan, karakter perusahaan, iklim sosial, budaya sekitar perusahaan dan masih banyak lagi.Dibawah ini menurut Phillip Kotler dan Nancy Lee dalam bukunya ”Corporate Social Responsibility, Doing the Most Good for Your Company and Your Cause” (2005), mengidentifikasi enam pilihan program bagi perusahaan untuk melakukan inisiatif dan aktivitas yang berkaitan dengan berbagai masalah sosial sekaligus sebagai wujud komitmen dari tanggung jawab sosial perusahaan. Keenam inisiatif sosial yang bisa dieksekusi oleh perusahaan adalah
1.    Cause Promotions dalam bentuk memberikan kontribusi dana atau penggalangan dana untuk meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah sosial tertentu seperti, misalnya, bahaya narkotika.
2.    Cause-Related Marketing bentuk kontribusi perusahaan dengan menyisihkan sepersekian persen dari pendapatan sebagai donasi bagi masalah sosial tertentu, untuk periode waktu tertentu atau produk tertentu.
3.    Corporate Social Marketing disini perusahaan membantu pengembangan maupun implementasi dari kampanye dengan fokus untuk merubah perilaku tertentu yang mempunyai pengaruh negatif, seperti misalnya kebiasaan berlalu lintas yang beradab.
4.    Corporate Philantrophy adalah inisitiatif perusahaan dengan memberikan kontri-busi langsung kepada suatu aktivitas amal, lebih sering dalam bentuk donasi ataupun sumbangan tunai.
5.    Community Volunteering dalam akti-vitas ini perusahaan memberikan ban-tuan dan mendorong karyawan, serta mitra bisnisnya untuk secara sukarela terlibat dan membantu masyarakat setempat.
6.    Socially Responsible Business Practices, ini adalah sebuah inisiatif dimana perusahaan   mengadopsi dan melakukan praktik bisnis tertentu serta investasi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas komunitas dan melindungi lingkungan.

Tahap – Tahap Penerapan CSR

Umumnya perusahaan – perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan CSR menggunakan tahap – tahap sebagai berikut:
1.    Tahap Perencanaan. Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama yaitu: awareness Building, CSR Assessement, dan CSR manual building. Awareness Building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai arti penting CSR dan komitmen manajemen. Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui seminar dll. CSR Assessement merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mndapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif. Langkah selanjutnya adalah membangun CSR manual. Hasil assessment merupakan dasar untuk penyusunan manual atau pedoman implementasi CSR.

2.    Tahap Implementasi. Tahap im-plementasi terdiri atas tiga langkah yaitu, sosialisasi pelaksanaan, dan internalisasi. Sosialisasi diperlukan untuk memperkeanlkan kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan implementasi CSR khususnya mengenai pedoman penera-pan CSR. Tujuan utama sosialisasi ini adalah agar program CSR yang akan diimplementasikan mendapat dukungan penuh dari seluruh komponen perusahaan. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan pedoman CSR yang ada. Sedangkan internalisasi adalah tahap jangka panjang. Internalisasi ini mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR di dalam seluruh proses bisnis perusahaan misalnya melalui sistem manajemen kinerja dll.

3.    Tahap Evaluasi. Setelah program CSR diimplementasikan langkah berikutnya adalah evaluasi program. Tahap evaluasi ini adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektifitas penerapan CSR.

4.    Pelaporan. Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk keperluan proses pengam-bilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

Contoh Penerapan CSR PT. Bentoel Prima[12]
Komitmen dari PT. Bentoel Prima yang utama adalah turut ambil bagian secara terus menerus atau berkesinambungan untuk mencoba melayani dan mengakomodasi berbagai komunitas yang ada di daerah asal PT. Bentoel Prima yaitu di daerah Malang. Dengan mempertahankan keberadaan kantor operasi PT. Bentoel Prima di daerah Malang ini kurang lebih tiga perempat abad, PT. Bentoel Prima telah banyak memperkerjakan mayoritas penduduk kota Malang sebagai tenaga kerja di perusahaan ini. Dengan demikian, sebagai Grup, PT. Bentoel Prima selalu merasa berkewajiban untuk memberikan kontribusi pada pengembangan ekonomi dan sosial kota Malang.
1.    Aglikultur Berkelanjutan
PT. Bentoel Prima mendukung kegiatan 125 Kader Lingkungan yang bernaung di bawah Paguyuban Kader Lingkungan Kota Malang, Jawa Timur. Mereka adalah relawan lingkungan dari sekitar 513 RW (Rukun Warga) dari lima kecamatan di Kota Malang. Program kemitraan ini telah dimulai sejak tahun 2010 dan terus berlanjut pada tahun 2011. Melalui program kemitraan ini, perilaku masyarakat terhadap lingkungan sekitar dimana mereka bermukim sudah menampakkan perubahan ke arah yang lebih baik, khususnya di Kota Malang. Para Kader Lingkungan bertugas mendorong masyarakat untuk mengembangkan perilaku yang bersahabat dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka juga mengawasi penerapan manajemen sampah dengan melakukan pemisahan antara sampah organik dan sampah non organik, membuat kompos, dan pemanfaatan gas metan.
Program ini didukung secara aktif oleh ibu-ibu rumah tangga melalui program optimalisasi Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di pekarangan rumah dan mempelopori pembangunan Bank Sampah di masing – masing RW. Untuk merealisasikan program tersebut, PT. Bentoel Prima menjalin kerja sama dengan Dinas Kebersihan Kota Malang. Pihak pemerintah yang menetapkan RW terpilih yang akan menjadi pilot project dan selanjutnya diharapkan dapat menularkan program tersebut ke wilayah lain di Kota Malang. Selain menyediakan pendanaan, Perseroan berharap agar program ini dapat menjadi kampanye efektif untuk meningkatkan kesadaran masyakarat terhadap pelestarian lingkungan di sekitarnya. Perseroan memberikan dukungan berupa program sosialisasi dan pelatihan lingkungan hingga penyediaan infrastruktur.
2.    Kehidupan sipil
Tema ini mencakup kegiatan yang bertujuan untuk memperkaya kehidupan publik dan masyarakat, termasuk mendukung institusi seni dan pendidikan, melestarikan budaya asli dan mengembalikan ruang publik. Pada Desember 2010, PT. Bentoel Prima  telah bermitra dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta untuk mempromosikan dan memajukan studi etno – musikologi. PT. Bentoel Prima memberikan bantuan senilai Rp 100 juta dalam bentuk alat musik Jawa Timur yang bernama “Majapahit Gamelan” kepada Institut untuk mendukung studi pelestarian budaya mereka.
Saat terjadi serangan teroris di Bali, yaitu peristiwa pengeboman yang sampai saat ini masih ditakuti oleh warga lokal maupun dunia internasional. Salah satu program sosial yang disponsori oleh Bentoel untuk program recovery Pulai Bali adalah program musical “Bali for The World” yang diadakan pada tahun 2002.
PT. Bentoel Prima juga mensponsori beberapa kegiatan motor sports, berbagai macam acara musikal dan tradisional, beasiswa pendidikan untuk siswa tidak mampu, dan masih banyak lagi program kontribusi sosial dan community development lainnya.
3.    Pemberdayaan
Tema ini berfokus pada pemberian latihan, pendidikan, dan kesempatan bagi masyarakat agar mereka berkembang. Tahun 2010, Perseroan mengawali program kemitraan dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Malang. PT. Bentoel Prima memberikan bantuan untuk mengembangkan 'kader lingkungan' di lima desa yang akan melakukan program lingkungan berkelanjutan. Langkah pertama dari program ini menghabiskan biaya Rp 50 juta dan program ini akan berlanjut di tahun 2011.
Tahun 2008 tepatnya pada bulan Oktober Grup Bentoel melalui Koperasi Karyawan Bentoel Group Tunas Harapan memberikan beasiswa bagi sedikitnya 96 siswa SMP dan SMU berprestasi, yaitu putra putri karyawan Grup Bentoel yang menjadi anggota Koperasi Karyawan Grup Bentoel Tunas Harapan di seluruh indonesia dengan nilai total Rp 43 juta.
4.    Bentoel Peduli (Yes We Care!)
Bentoel Peduli adalah inisiatif CSI PT. Bentoel Prima  yang bertujuan memberikan dukungan dan bantuan bagi korban bencana alam. Tahun 2010, Bentoel Peduli telah mengumpulkan Rp 256.446.325 yang didapat dari karyawan Perseroan dan Grup BAT untuk membantu korban letusan Merapi di Yogyakarta dan tsunami di Mentawai. Kami mendistribusikan dana yang terkumpul dalam bentuk bantuan pemulihan darurat, tempat berlindung sementara, dan perlengkapan agrikultur.
Baru – baru ini, pada bulan Januari lalu, PT. Bentoel Prima membagikan paket makanan praktis sebanyak 11.5000 paket kepada 65 panti asuhan di Malang Raya, dimana Pembagian paket makanan praktis juga merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility  (CSR) Bentoel Group yang pada 2008 dianggarkan Rp10 miliar.

5.    Pusat Kesehatan Bentoel
PT Bentoel Prima membuka pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum dengan mendirikan Bentoel Medical Center (BMC). Layanan itu memberi kesempatan pe-menuhan kesehatan prima bagi masyarakat umum, terutama di kawasan sekitar pabrik Bentoel yang berlokasi di jalan Karanglo Singosari, Kabupaten Malang. Kepedulian itu sebagai bentuk kepedulian pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Khusus bagi sebuah perusahaan skala internasional seperti Bentoel, kondisi kesehatan karyawan yang prima tentunya menunjang produktivitas kerja yang optimal.
BMC berkomitmen memberikan pelayanan terbaik di bidang kesehatan kepada masyarakat, khususnya karyawan Bentoel Group. Sistem layanan dilakukan secara rutin atau berkala dengan pelbagai jenis pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat dan perusahaan. Didirikan sejak 1969, BMC semula hanya poliklinik yang memberi pelayanan kesehatan rawat jalan khusus bagi karyawan perusahaan rokok PT Bentoel Prima. Awal September 1997, layanan kesehatan BMC ditingkatkan menjadi layanan umum dan akhirnya membuka praktik bersama dokter spesialis pada awal 2004.
Selain dari program diatas, PT. Bentoel Prima juga meberikan produk CSR yang ditujukan pada masyarakat Kota Malang. Secara  khusus, PT. Bentoel Prima menerapkan program CSR pada penduduk di sekitar lokasi industri PT. Bentoel Prima di Jl. Raya Karanglo. Cakupan wilayah yang menjadi sasaran program CSR adalah radius ± 500 meter dari lokasi industri, di mana penduduk di wilayah tersebut merupakan penduduk yang terkena dampak langsung dari kegiatan perindustrian perusahaan. Adapun beberapa bentuk kegiatan CSR yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.    Sunatan massal.
2.    Pemberian bantuan dana untuk kegiatan – kegiatan yang ditujukan untuk perayaan Hari Kemerdekaan.
3.    Pemberian bantuan fasilitas kegiatan perekonomian. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan bantuan dana untuk warung – warung tenda dan kios – kios buah di sekitar lokasi pabrik.
4.    Pengelolaan limbah cair sehingga aman saat dibuang ke saluran air yang menuju sungai di sekitar pemukiman warga.
5.    Pemberian bingkisan pada saat Hari Raya Idul Fitri pada penduduk terdekat lokasi pabrik.
6.    Pembagian obat – obatan secara periodik oleh Bentoel Medical Centre.
PT. Bentoel Prima juga secara resmi mendirikan Taman Rekreasi Sengkaling pada tahun 1972, pusat hiburan keluarga Taman Sengkaling yang mempunyai luas 8 hektar merupakan taman outdoor yang paling dikenal di Jawa Timur saat ini. Sejak adanya akuisisi, taman tersebut dirawat dan dikembangkan oleh perusahaan. Di antara bermacam – macam wahana di taman, yang paling popular adalah Pesona Primitif dan kolam renang luas yang telah selesai direnovasi. Untuk melayani pasar youth lifestyle, Bentoel membangun The Losta Masta Café di lahan baru, sebagai tambahan dalam area taman. Tempat tersebut ramai dikunjungi pada saat akhir pekan, anak muda berkumpul di dalam kafe atau di depan layar raksasa di luar ruangan yang dipasang untuk menghibur pengunjung di sore hari. Taman Rekreasi Sengkaling merupakan tempat hiburan keluarga di Jawa Timur yang paling sering dikunjungi. Taman tersebut memberikan kontribusi khusus pada rekreasi dan hiburan warga lokal.

Selasa, 07 Agustus 2012

Ibu Menyusui, Baiknya Berpuasa Atau Tidak?

Agama Islam memberikan pengecualian untuk wanita menyusui di bulan Ramadan. Mereka diperkenankan untuk tidak menjalankan ibadah puasa, namun tetap harus menggantinya melalui dua cara, yaitu mengganti dengan puasa di luar Ramadan atau membayar fidyah (barang penebus).

Dibolehkan tidak berpuasa bukan berarti dilarang berpuasa. Tentu saja banyak juga ibu menyusui yang memilih ikut menjalankan ibadah puasa selama Ramadan. Namun apa pengaruhnya dari segi kesehatan?

Ahli gizi Christine Natalie menyarankan sebaiknya tidak usah berpuasa jika ibu yang sedang menyusui itu memang merasa tidak sehat atau terganggu. Ini demi kebaikan ibu dan bayinya yang sedang disusui. “Tapi jika memang merasa sehat, silakan berpuasa,” tuturnya.

Menurut dia, hingga saat ini belum ada dampak negatif bagi seorang ibu yang menyusui saat menjalankan puasa. Tentu saja sepanjang hal itu dijalankan dalam kondisi tidak lemas dan asupan tetap terjaga. “Sebab saat berpuasa komposisi zat gizi pada ASI tidak akan berubah,” ujarnya.

Jika memang ibu yang sedang menyusui tetap ingin berpuasa di saat Ramadan, Christine menyarankan agar tetap makan tiga kali sehari. Yakni saat berbuka, selepas tarawih, dan sahur. Selain itu, pola gizinya harus seimbang, dengan tetap memperbanyak cairan yang masuk ke dalam tubuh. “Jangan lupa juga, istirahat harus mencukupi,” lanjutnya.

Dia juga mengungkapkan bahwa untuk menambah protein, sebaiknya saat makan ditambah dengan suplemen berupa jus buah, susu, atau madu.

Di tempat terpisah, Abas Jauhari, dosen di Universitas Islam Negeri menjelaskan, kondisi kesehatan atau alasan medis bisa dijadikan illat (motif penetapan hukum) diperbolehkannya ibu yang menyusui untuk tidak berpuasa. “Jadi agama memang memperkenankan,” katanya.

Karena itu, kata dia, penilaian kedokteran atau medis dalam hal puasanya ibu menyusui menjadi sangat penting. Jika memang mengganggu atau bisa mendatangkan dampak buruk terhadap kesehatannya maupun kesehatan bayinya, bisa jadi dasar tidak berpuasa.

Kendati demikian, sesuai ajaran agama, puasanya harus diganti di luar bulan Ramadan, seperti dilakukan oleh orang yang tidak mampu menjalankan puasa akibat larangan lain.
Bisa juga, lanjut Abas yang juga bekerja di Departemen Agama itu, diganti dengan membayar fidyah. “Yakni memberi makan fakir miskin sebagai pengganti tidak berpuasa,” katanya.
Ketentuan minimumnya adalah dengan menghitung jumlah puasa yang ditinggalkan. Jika satu hari, maka penebusnya diberikan kepada satu fakir miskin. Begitu seterusnya.

Sedangkan seberapa besar yang harus diberikan, katanya, soal fikih seperti ini banyak perbedaan pendapat. “Bisa juga ukurannya sesuai dengan kebiasaan atau selayaknya yang kita makan. Jangan dikurangi,” ungkapnya.

Abas menjelaskan, cara membayar fidyah ini bisa dilakukan setiap hari selama bulan Ramadan selepas waktu berbuka, bisa juga dikumpulkan di satu hari usai Ramadan. Agama juga memperkenankan memberikan makanan yang belum dimasak, misalnya berupa beras serta lauk-pauknya.

Namun Abas juga mengingatkan bahwa membayar fidyah  tidak bisa digantikan dengan uang dalam jumlah tertentu. Jadi bentuknya adalah kebutuhan pokok. “Seandainya mau mengganti dengan puasa sebanyak yang ditinggalkan, itu lebih baik,” katanya.

sumber :http://id.she.yahoo.com/ibu-menyusui--baiknya-berpuasa-atau-tidak-.html;_ylt=Avk1GabkNcczxb0C3o1twkXneeR_;_ylu=X3oDMTFpampxdW9nBG1pdANFZGl0b3IgUGljayBTaGUEcG9zAzUEc2VjA01lZGlhRWRpdG9yUGlja3NUZW1w;_ylv=3

Rabu, 20 Juni 2012

BAB 1 PENDAHULUAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bersamaan dengan berkembangnya peradaban, ilmu pengetahuan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang disertai teknologi, menyebabkan peningkatan kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang bermutu baik. Dewasa ini banyak sekali perusahaan yang bergerak di bidang industri maupun jasa, selalu berusaha untuk menarik minat konsumen dengan memperkenalkan produk mereka melalui ikian-iklan. Hal ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan sarana periklanan maka perusahaan dapat memperkenalkan produknya melalui media massa sehingga dapat dikenal oleh masyarakat atau konsumen denagn cepat. Dewasa ini banyak sekali perusahaan yang bergerak dibidang minuiklan ringan dengan beraneka ragam jenis dan merk sehingga timbullah persaingan yang semakin tajam diantara perusahaan yang membuat minuiklan maka keadaan pasar berubah menjadi Buyer Market yaitu kekuatan pasar dikuasai oleh pembeli. Dalam keadaan demikian maka perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen.
Dalam situasi dan kondisi inilah dirasakan pentingnya pelaksanaan kegiatan periklanan dalam upaya memperkenalkan dan menarik minat konsumen sehingga tumbuh keinginan untuk memiliki atau membeli produk yang ditawarkan perusahaan tersebut. Disamping itu sebagai alat untuk menjembatani antara produsen dan konsumen dalam melaksanakan kegiatan pemasaran sehingga barang dan jasa dapat diketahui konsumen tentang kegunaan maupun cara pemakaian dan diharapkan kelanjutan produksi dapat dipertahankan.
Peranan periklanan didalam suatu perusahaan dan dalam upaya mempertahankan serta mengembangkan perusahaan baik bagi perusahaan yang bergerak dibidang industri maupun jasa. Faktor-faktor tersebut diatas mendorong penulis dalam penyusunan penelitian ilmiah dengan judul "PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP HASIL PENJUALAN PADA PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA . TBK

1.2 Rumusan Masalah
·           Bagaimana strategi promosi yang dilakukan oleh PT. Hanjaya Mandala Sampoerna. Tbk.
·           Bagaimanakah pengaruh biaya promosi terhadap hasil penjualan.

1.3 Batasan Masalah
Pokok masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah kegiatan periklanan yang dilakukan oleh PT. Hanjaya Mandala Sampoerna. Tbk.. Disini penulis hanya membatasi pada masalah pengaruh biaya promosi diukur dari rupiah terhadap hasil penjualan dalam produk rokok, yang meliputi wilayah DKI Jakarta. Sedangkan data yang dipergunakan adalah data biaya promosi dari tahun 2005-2011 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna. Tbk.

1.4 Tujuan Penulisan
·          Untuk mengetahui strategi promosi pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna. Tbk.
·           Untuk mengetahui pengaruh biaya promosi terhadap hasil  penjualan pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna. Tbk

1.5 Metode Penelitian
·           Study Kasus
       Yaitu untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakng, sifat serta karakter-karakter yang berhubungan dengan produk rokok. Terutama mengenai iklan produk rokok terhadap hasil penjualannya.
·           Pengumpulan Data
       Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan berupa:
1.    Data sekunder
       Yaitu melalui data-data dari sumber-sumber tertulis yang diterbitkan oleh perusahaan, literatur serta bahan-bahan yang mempunyai hubungan dengan penulisan ilmiah ini.

1.6 Analisis Data
Analisis data yang dipergunakan oleh penulis dalam penulisan ilmiah dengan menggunakan metode perhitungan regresi linier sederhana dan korelasi. Rumus regresi linier sederhana yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :



Sedangkan rumus koefisien korelasi yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan digunakan dalam penyajian penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut :
Bab I     :    PENDAHULUAN
                   Dalam bab ini menerangkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tutjuan masalah, metode penelitian, alat analisis, dan sistematika penulisan.
Bab II    :    LANDASAN TEORI
                   Dalam bab ini terdapat teori-teori yang membahas mengenai pengertian pemasaran (marketing), promosi, bauran promosi (promotional mix), penjualan, biaya promosi dan iklan yang mencakup fungsi Iklan, tujuan Iklan, jenis Iklan dan anggaran iklan serta evaluasi keefektifan Iklan.
Bab III :    METODOLOGI PENELITIAN
                   Dalam bab ini menerangkan metode yang akan digunakan penulis dalam mengerjakan penelitian dan alat yang digunakan dalam penelitian tersebut.
Bab IV :    PEMBAHASAN DAN ANALISA
                   Dalam bab ini menerangkan mengenai contoh kasus pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna. Tbk dalam melaksanakan kegiatan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan terhadap perusahaan tersebut dan perhitungan regresi linier sederhana dan korelasinya.
Bab V    :    PENUTUP
                   Dalam bab ini merupakan uraian kesimpulan yang dapat penulis tarik dari hasil penelitian yang disertai beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi perusahaan.

Selasa, 01 Mei 2012

PENGUMPULAN DATA

PENGERTIAN
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupunsuatu konsep.
Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.

Data bisa merupakan jam kerja bagi karyawan perusahaan. Data ini kemudian perlu diproses dan diubah menjadi informasi.

JENIS DATA
Jenis -jenis data ini bertingkat menurut tingkatan pengukuran. Saya biasa
menyingkatnya dengan “NOIR” atau”RION”. Jenis data tersebut adalah:
1. Data Rasio
Data rasio adalah tingkatan data yang paling tinggi. Data rasio memiliki jarak antar
nilai yang pasti dan memiliki nilai nol mutlak yang tidak dimiliki oleh jenis-jenis
data lainnya. Contoh dari data rasio diantaranya: berat badan, panjang benda, jumlah
satuan benda. Jika kita memiliki 10 bola maka ada perwujudan 10 bola itu, dan ketika
ada seseorang memiliki 0 bola maka seseorang tersebut tidak memiliki bola satupun.
Data rasio dapat digunakan dalam komputasi matematik, misalnya A memiliki 10
bola dan B memiliki 8 bola, makaA memiliki 2 bola (10-8) lebih banyak dari B.
2. Data Interval
Data interval mempunyai tingkatan lebih rendah dari data rasio. Data rasio memiliki
jarak data yang pasti namun tidak memiliki nilai nol mutlak. Contoh dari data
interval ialah hasil dari nilai ujian matematika. Jika A mendapat nilai 10 dan B
mendapat nilai 8, maka dipastikanA mempunyai 2 nilai lebih banyak dari B. Namun
tidak ada nilai nol mutlak, maksudnya bila C mendapat nilai 0, tidak berarti bahwa
kemampuanC dalam pelajaran matematika adalah nol atau kosong.
3. Data Ordinal
Data ordinal pada dasarnya adalah hasil dari kuantifikasi data kualitatif. Contoh dari
data ordinal yaitu penskalaan sikap individu. Penskalaan sikap individu terhadap
sesuatu bisa diwujudkan dalam bermacam bentuk, diantaranya yaitu: dari sikap
Sangat Setuju (5), Setuju (4), Netral (3), Tidak Setuju (2), dan Sangat Tidak Setuju
(1). Pada tingkatan ordinal ini data yang ada tidak mempunyai jarak data yang
pasti , misalnya: Sangat Setuju (5) dan Setuju (4) tidak diketahui pasti jarak antar
nilainya karena jarak antara Sangat Setuju (5) dan Setuju (4) bukan 1 satuan (5-4).
4. Data Nominal
Data nominal adalah tingkatan data paling rendah menurut tingkat pengukurannya.
Data nominal ini pada satu individu tidak mempunyai variasi sama sekali, jadi 1
individu hanya punya 1 bentuk data. Contoh data nominal diantaranya yaitu: jenis
kelamin, tempat tinggal, tahun lahir dll. Setiap individu hanya akan mempunyai 1
data jenis kelamin, laki-laki atau perempuan. Data jenis kelamin ini nantinya akan
diberi label dalam pengolahannya,misalnya perempuan =1, laki-laki=2.
Ada lagi jenis data yang sering disebutkan dalam statistik yaitu data parametric
dan non-parametric. Jika “NOIR” adalah pembagian data menurut tingkatan
pengukuran, pembagian parametric dan non-parametric dipengaruhi oleh karakteristik
empirik dari data tersebut. Pengetahuan tentang batasan data parametric dan nonparametric
ini sangat penting karena pada proses analisis memang dibedakan untuk
masing-masing jenis data tersebut.

METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penulisan karya ilmiah, pengumpulan data merupakan salah satu hal yang harus dilakukan guna mencapai tujuan penulisan. Ada 3 metode pengumpulan data, yakni :
1. Wawancara
Merupakan sebuah pertukaran informasi antara pewawancara dengan yang diwawancarai. Perlu ada perencanaan dan tujuan khusus. Terdiri dari pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
  Ada 2 tipe pertanyaan dalam wawancara :
        Open-Ended(Terbuka)
            Pertanyaan ini netral dan tidak dibatasi.
        Closed-Ended(Tertutup)
            Pewawancara lebih mudah mengontrol narasumber, karena apa yang akan ditanyakan sudah pasti dan menghindari narasumber menjawab bebas.
2. Observasi
    Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
3. Kuisioner
    Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan.
    Macam-macam bentuk kuisioner :
        Kuisioner Terstruktur Terbuka.
        Kuisioner Tak Terstruktur Terbuka
        Kuisioner Tak Terstruktur Tersamar
        Kuisioner Terstruktur Tersamar

DEFINISI VARIABEL
Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Dengan demikian, variabel adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan. Secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

MACAM MACAM VARIABEL
Terdapat dua macam metode yang digunakan dalam menganalisis variable data yaitu :
a. Metode dependen digunakan untuk menelaah ada atau tidaknya hubungan antara dua kelompok variable. Jika seorang peneliti, didasarkan pada eksperimen terkontrol atau beberapa teori yang relevan, menentukan variable –variabel eksperimennya dalam dua kelompok yaitu satu kelompok sebagai variable-variabel independent dan satu kelompok lainnya sebagai variable-variabel dependen, maka tujuan dari metode dependen terhadap data demikian adalah medeterminasi yang aman dari kelompok variable dependen baik secara individu maujpun bersama-sama.
b. Metode independen digunakan apabila pada kelompok data yang ada tidak mungkin dilakukan pemisahan variable-variabel atas kelompok variable independen dan kelompok variable dependen, maka analisis statistic yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi bagaiman dan mengapa variable-variabel berhubungan antara mereka. Metode analisis untuk menganalsis data seperti ini disebut metode interdepen.

Metode dependen
Metode dependen diklasifikasikan berdasarkan :
a. Jumlah variable independen (satu atau lebih dari satu variable)
b. Jumlah variable dependen (satu atau lebih dari satu variable)
c. Tiga skala pengukuran yang digunakan untuk variable independen (metric atau non-metrik)
d. Tipe skala peengukuran yang digunakan untuk variable dependen (metric atau non-metrik)
Metode-metode statistic dependen yang dapat digunakan berdasarkan banyaknya perubah yang terlihat baik pada pewrubah dependen maupun independen serta tipe data yang dianalisis.

Metode independen
Sebagaimana telah disebutkan bahwa apabila satu kelompok data tidak mungkin atau tidak tepat dipiisahkan atas kelompok variable indepeneden dan kelompok variable dependen, maka tujuan utama metode interdependen aadalah memahami atau mengidentifikasi mengapa dan bagaimana variable-variabel berkorelasi diantara mereka. Metode-metode statistic interdependen yang dapat digunakan berdasarkan banyaknya perubah yang terlibat baik pada peubah dependen maupun independen serta tipe data yang dianalisis.

SUMBER:
inparametric.com/bhinablog/download/01_jenis_data.pdf



METODE ILMIAH

PENGERTIAN
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

 KARAKTERISTIK
 • Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah. • Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia • Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula. • Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan. Pola Pikir dalam Metode Ilmiah Induktif Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum Deduktif Pengambilan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus Langkah-langkah Metode Ilmiah

LANGKAH LANGKAH
1. Memilih dan mendefinisikan masalah. 2. Survei terhadap data yang tersedia. 3. Memformulasikan hipotesa. 4. Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa. 5. Mengumpulkan data primair. 6. Mengolah, menganalisa serla membuat interpretasi. 7. Membual generalisasi dan kesimpulan. 8. Membuat Laporan
KRITERIA METODE IMIAH
 Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta.
2. Bebas dari prasangka (bias)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa.
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakah ukuran objektif.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi.
6.1. Berdasarkan Fakta Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
6.2. Bebas dari Prasangka Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
6.3. Menggunakan Prinsip Analisa Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
6.4. Menggunakan Hipotesa Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
 6.5. Menggunakan Ukuran Obyektif Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.
 6.6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating

LANGKAH DALAM METODE ILMIAH
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Marilah lebih dahulu ditinjau langkah-langkah yang diambil oleh beberapa ahli dalam mereka melaksanakan penelitian. Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
 2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
3. Membangun sebuah bibliografi.
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
 9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
15. Menulis laporan penelitian.

Dalam melaksanakan penelitian secara ilmiah. Abclson (1933) mcmberikan langkah-langkah berikut:
1. Tentukan judul. Judul dinyatakan secara singkat

2. Pemilihan masalah. Dalam pemilihan ini harus:
a). Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.
b). Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah menurut kepentingan umum.
c). Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal-hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.

3. Pemecahan masalah. Dalain niemecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut:
a). Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bnntuk yang sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.
b). Proscdur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
c) Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan
d). Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang digunakan.
e). Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam memecahkan masalah.
f). Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam berbagai fase penelitian.

4. Kesimpulan
a). Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh
b). Berikan implikasi dari kesimpulan.
Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.

5. Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan dengan masalah. Nyalakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan berikan referensi bibliografi yang mungkin ada manfaatnya scbagai model dalam memecahkan masalah. Dari pedoman beberapn ahli di atas, maka dapal disimpulkan balnwa penelitian dengan mcnggunakan metode ilmiah sckurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
5.1. Merumuskan serta mcndefinisikan masalah langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh? Berikan definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya
5.2. Mengadakan studi kepustakaan Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.
5.3. Memformulasikan hipotesa Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.
5.4. Menentukan model untuk menguji hipotesa Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang. scperti ilmu ekonomi misalnva. pcnguji’an hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisif terdapal dalam hipotesa. untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia. Pcngujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.
 5.5. Mengumpulkan data Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.
5.6. Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut. 5.7. Membuat generalisasi dan kesimpulan Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa tersebut ditolak.
5.8.Membuat laporan ilmiah Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri. http://nugrohoadi2ka12.wordpress.com/2011/05/30/langkah-langkah-metode-ilmiah/ http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah